“Date
Note”
Gagak
Sandoro
Judul
Buku : Date Note
Penulis : Haris Firmansyah
Jumlah
Halaman : viii+180 halaman
Tahun
terbit : Februari 2012
Penerbit : Bentang Belia
ISBN : 978-602-9397-09-3
Anggap
saja saat membaca buku ini, kita sedang menikmati sekaleng minuman ringan. Ya,
karena perasaan seperti itulah yang mungkin saja dihadirkan dari penulis bagi
pembacanya. Perasaan sekali teguk yang begitu segar, menenangkan, dan
melepaskan haus yang tersisa. Perasaan segar dari cinta-cinta gila masa lalu
penulis, Haris Firmansyah.
Haris
menyuguhkan cinta pertamanya, pada judul ‘Cinta, monyet!’. Kisah cinta
menye-menye saat SD. Digambarkan Haris mulai merasakan masa-masa cinta monyet
hadir, saat dia sebentar lagi lulus dan mulai suka dengan adik kelasnya. Berikut
petikan ceritanya, “Saat itu saya bener-bener enggak tahu apa yang harus saya
lakuin buat ngungkapin perasaan aneh yang menimpa saya. Ingat, saya masih SD.
Jadi, saya cuma bisa ngelihatin Astrid dari jauh. Secara diem-diem, saya sering
merhatiin gerak-geriknya. Saya selalu mengamati tindak tanduknya walaupun dia
enggak bertanduk kayak Shaun the Sheep.” (hal. 2)
Tokoh
Haris yang digambarkan dalam buku ini merupakan sisi gelapnya tentang cinta.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan. Cinta yang tak pernah terungkap. Cinta
diam-diam. Ya, tetek-bengek cinta remaja ala penulis dari waktu ke waktu yang
terbungkus dengan bahasa ringan yang cepat dicerna untuk semua kalangan.
Dalam
buku ini, Haris juga menceritakan tentang pacaran pertamanya. Kisah yang satu
ini masih tetap lucu, namun, rasanya bersalah saat kita harus menetertawakan
kegalauan tokoh Haris yang begitu miris dan penuh keprihatinan. Cerita ini
diawali dengan Nia yang kagum dengan suara Haris di dalam telepon yang katanya
imut. Haris yang mencoba untuk move on dari
gebetan SMK-nya mulai mendekati Nia. Cerita ini tidak berakhir dengan ending bahagia.
Sebaliknya, Haris menjadi tersisihkan oleh Nia. Semua bermula saat mereka
mencoba untuk kopi darat di sebuah mall. “Saya masih berdiri di tempat. Saya
Cuma bisa melompong bencong kopong. Saya memandang punggungnya yang menjauh.
Berharap dia menengok. Tapi, dua langkah, tiga langkah, seribu langkah, dia
masih melihat ke depan. Tak ada tanda-tanda dia akan menoleh.” (hal. 99)
Hampir
keseluruhan semua cerita yang tersaji dalam buku ini merupakan kisah cinta yang
berujung tragis. Namun, pada judul terakhir, Haris memberikan sebuah ending
yang berbeda. Ya, dia memberikan happy ending pada penutup buku ini. Percakapan
dia dengan Kecil, sebutan untuk pacarnya di inbox FB. (Hal. 178)
Seperti
di atas, membaca Date Note memberikan sebuah gambaran cinta datang bukan hanya
pada waktu yang tepat. Bisa kapan saja, di mana saja dan dalam bentuk apa saja.
Haris Firmansyah mendongengkan cerita-cerita cintanya dalam bentuk buku dengan
cover, komik, dan tata bahasa serta EyD yang rapi. Yang lebih ringan dari
sekaleng minuman.
GS JUNI 2013
cinta..cinta... hehe
BalasHapusWah keren blognya thanks!
BalasHapus