“Lelaki yang Terus Mencari Sumbi”
Gagak Sandoro
Judul : Lelaki yang Terus Mencari Sumbi
Pengarang : Hermawan Aksan
Penerbit : Indie Book Corner
Jumlah Halaman : 138 halaman
ISBN : 978-602-9149-42-5
Hermawan Aksan, pria yang pernah mengenyam pendidikan di Institut
Teknologi Bandung dan sekarang menjadi penjaga gawang (red: redaktur) di
halaman sastra Tribun Jabar. Pria yang telah menjadi Tuhan bagi setiap
karangannya ini, kumpulan cerpen 'Lelaki yang Terus Mencari Sumbi'. Kumcer ini
berisikan tujuh belas cerpen yang pernah dimuat di media massa dalam kurun
waktu 90-2000-an.
Diawal-awal judul dalam kumpulan cerpen ini, pengarang diibaratkan
sebuah dalang yang menceritakan sebuah lakon beberapa kejadian di dunia ini.
Lihat saja, pada cerpennya yang berjudul 'Yang Sakti Mandraguna' tengah
menceritakan tokoh lelaki bernama Dasmin yang tergila-gila pada tokoh wayang
Gatotkaca setelah ia menonton pagelaran wayang golek. Hermawan Aksan menuliskan
sebuah kejujuran dalam cerita ini, tokoh Dasmin begitu empatik dan mempunyai
kepercayaan lebih pada kekuatan benda mati – dalam cerita ini wayang golek
Gatotkaca. Yang ajaibnya, terdapat banyak sekali seseorang yang seperti Dasmin,
khususnya di negara ini.
'Lelaki yang Terus Mencari Sumbi' memang sebuah kumpulan cerita pendek
yang tidak berkaitan di setiap cerita. Namun, ada beberapa judul yang mempunyai
kemiripan cerita, yaitu; 'Candi', 'Candi Citoke' dan 'Embah Wirasuta'. Ketiga
judul tersebut mempunyai cerita yang sederhana tentang dogma-dogma yang telah
hinggap di masyarakat kita. Hermawan Aksan dengan piawai memainkan setiap
tokohnya yang sederhana dan sedikit ambisius. Penulis juga tidak melupakan
unsur cerita berupa amanat, Hermawan
Aksan menyiratkan amanat pada setiap judul di dalam kumpulan cerpen ini.
Sebagai pembaca kita harus bisa menggali sendiri tujuan yang telah dilampirkan
oleh penulis.
'Bus kota tak begitu penuh, mungkin hanya terisi setengahnya, ketika
dua orang lelaki berpenampilan seram naik lewat pintu depan di halte
Cibeunying. Yang pertama, mengenakan jaket hitam, lebih dulu menghampiri
kursiku, yang memang kosong.' (Hal. 43) demikian
kutipan di paragraf pertama cerpen berjudul 'Dua Lelaki di Bus Kota'. Cerita
yang dimuat pada satu media massa pada tahun 2000 ini menceritakan tokoh aku
yang tengah dilanda konflik batin di sebuah bus kota. Kemungkinan Hermawan
Aksan mempunyai alasan tertentu ketika menuliskan cerita ini. Saat membacanya,
kita akan merasakan ketakutan yang dilanda tokoh aku, mempunyai pikiran serta
firasat buruk serta menyimpulkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi
setelahnya. Dalam judul ini, penulis sengaja memberikan ritme cepat agar cerita
tidak terkesan kaku dan monoton.
“Sunyi dini hari retak oleh telapak sepatunya yang berkeletak
memukul-mukul lapisan beton gang kompleks perumahan. Seakan muncul dari tempat
yang entah, mula-mula lirih, seperti ketukan ujung kuku di tembok batu. Makin
lama makin nyaring, mengingatkanku pada ladam yang menghantam-hantam aspal.” (hal 91)
Lelaki yang Terus Mencari Sumbi menyuguhkan dua hidangan yang
berbeda. Pada judul awal, pembaca akan dipaksa membuka mata tentang sebuah
kepercayaan turun-temurun. Namun di beberapa judul terakhir, penulis akan
menanamkan sebuah cerita 'sebelum tidur' untuk dipikirkan serta dipikirkan
kembali.
GS Juli 2013
good thought.. makasih sharingnya...
BalasHapusKeren nih blognya, titip ini ya
BalasHapuskartu kredit BNI Silver thanks!