“Kira-Kira”
Gagak Sandoro
Judul : Kira-Kira
Penulis : Cynthia Kadohata
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Halaman : 200 halaman
ISBN : 978-979-22-4307-9
“Kakakku, Lynn, mengajariku kata pertamaku: kira-kira. Aku mengucapkannya ka-a-ahhh, tapi ia tahu maksudku.” (hal.
9) itulah petikan yang kemudian saya ambil dari novel Kira-kira. Dalam bahasa
Jepang kira-kira berarti gemerlap,
maka, saya memberikan judul ‘Gemerlap Selalu Ada di Hatimu’ untuk resensi kali
ini.
Katie lahir di Iowa dan teman terdekatnya adalah
Lynn, kakaknya sendiri. Mereka adalah keturunan jepang yang lahir di Iowa namun
besar di Georgia. Di Georgia pula dimulainya kisah mereka, Katie dan Lynn.
Cerita tentang persahabatan, persaudaraan, rasa kasih dan empati yang akan
diajarkan oleh Dad, Mom, Lynn, Katie maupun Sammy.
Katie beranggapan bahwa Lynn adalah yang terpandai
dan mengetahui segalanya. Dia ingin seperti kakaknya yang selalu mendapatkan
nilai A pada setiap mata pelajaran. Namun sebaliknya, Lynn menganggap adiknya
adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Dan dia sebagai kakaknya patut untuk
menjaga adiknya itu.
“Ia bilang kami akan jadi kaya dan
membelikan orangtua kami tujuh rumah.” (Hal. 13) Katie selalu percaya pada
ucapan Lynn. Katie meyakini kalau yang diucapkan Lynn selalu benar dan patut
untuk diikuti. Begitu juga Katie percaya dengan harapannya untuk membelikan
orangtuanya tujuh rumah. Itu adalah harapan mereka. Namun, keduanya juga
mempunyai keinginan sendiri seperti Lynn yang mempunyai keinginan untuk punya
rumah di pinggir pantai California, sedangkan Katie mempunyai keinginan apa
yang diinginkan Lynn merupakan keinginannya juga. Sesederhana itu.
Novel Kira-kira lebih mirip dan layak dikatakan sebagai buku harian dari
tokoh utama, Katie. Pendapat ini didukung dengan gaya bahasanya, sudut pandang
pencerita dan cara menceritakan suatu kejadian. Kira-kira sama artinya dengan gemerlap, novel ini juga
seperti gemerlap pada malam hari. Menenangkan. Dan memberikan rasa nyaman.
Semuanya mengalir begitu saja.
Perasaan getir membaca novel ini saat
sudah berada dibagian Lynn mengidap penyakit limfoma. Lynn yang cerdas dan
periang berubah menjadi seseorang bermuka pucat yang cepat sekali kelelahan.
“Orangtuaku tersenyum, tapi lemah. Mereka letih. Untuk membayar tagihan
perawatan Lynn dan kredit rumah. Dad bekerja hampir setiap saat. Ketika di
rumah, yang dipikirkankannya hanya Lynn. Seluruh kehidupan kami berpusat pada
apa yang diinginkan Lynn, apa yang terbaik untuk Lynn, dan apa lagi yang bisa
kami lakukan untuk Lynn.” (hal. 140)
Pembaca akan mendapatkan
kebaikan-kebaikan dari setiap tokoh dalam novel ini. Diantaranya adalah ucapan
Dad pada Katie karena telah merusak mobil Mr. Lyndon, “Aku tidak ingin kau
takut minta maaf” (Hal. 193). Cynthia Kadohata mengakhiri kisah ini dengan
kalimat sederhana. “Tapi laut segera membuatku gembira kembali. Di sini, di
laut—terutama sekali di laut—aku bisa mendengar
suara kakakku seiring debur ombak: “Kira-kira!
Kira-kira!”
Membaca dan menikmati Kira-kira adalah memahami sebuah
kejujuran. Saat menutup sampul novel ini, kita akan merasa bersyukur telah
membaca dan mengerti arti kebajikan. Dan salah satunya kebajikan yang diajarkan
oleh Katie dan Lynn.
GS
Juli 2013
this is great.. makasih....
BalasHapus