Selasa, 24 April 2012


Judul: Meraih Sukses dengan Menjadi Aktivis Kampus
Pengarang: Miftachul Huda
Penerbit: Leutika
Tanggal terbit: Maret 2010
Jumlah halaman: 222
ISBN/EAN: 978-602-8597-07-4

Membaca buku motivasi memang sering membosankan. Meskipun begitu tak bisa dipungkiri bahwa, buku yang ditulis oleh Miftachul Huda ini, mengalirkan manfaat besar bagi para pembaca.
Seperti judul yang tertera di atas, sudah menunjukkan bahwa penulis pernah menjadi aktivis. Ya, Miftachul Huda sudah menjadi aktivis sejak masa SMA. Pada tahun 1999-2000 penulis menjadi ketua Pimpinan Cabang Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Cabang Purbolinggo Lampung Timur. Pada tahun 2003, penulis mulai belajar menulis secara otodidak. Tapi bukan berarti penulis berhenti menjadi aktivis, karena dunia tulis menulis justru semakin menegaskan identitas menjadi aktivis. Sebab dalam keyakinan penulis, dengan menulislah seseorang dapat menjadi aktivis yang sesungguhnya.
Banyak kisah yang dituangkan dalam buku ini. Tentunya kisah-kisah para aktivis kampus yang sukses atau pun yang tak sukses. Sukses di sini bukanlah sebuah kesuksesan yang membuahi materi-ekonomi. Tetapi lebih dalam arti status secara sosial atau pun politik. Dan aktivis yang baik haruslah memiliki idealisme yang kuat dan dasar keilmuan yang cerdas.
Buku ini pun pada dasarnya mengingatkan kepada para pembaca bahwa dunia aktivis tidak selalu menjadi penghambat karir akademik. Dunia aktivis justru dapat menjadi tempat untuk menyalurkan bakat keilmuan. Sebaliknya dunia kampus tidak semestinya dikesampingkan ketika seseorang menjadi aktivis.
Banyak tips-tips yang dituangkan penulis ke dalam buku ini yang kebanyakkan diambil dari tokoh-tokoh aktivis. Salah satunya adalah kutipan pidato yang berisi pesan-pesan H.A. Mukti Ali, Guru Besar Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang ditujukan kepada H. Nourouzzaman Shiddiqi. Dalam pidato yang ringkas tetapi padat dan berisi tersebut, Mukti Ali membedakan antara seorang pemimpin dan guru.
Menurutnya, seorang guru tentu harus pandai sekalipun kadang-kadang tidak bijaksana, sedangkan seorang pemimpin harus bijaksana sekalipun kadang-kadang tidak pandai. Mengapa demikian? Karena seorang guru hidup dengan ilmunya, sedang seorang pemimpin hidup dengan pengikutnya. Itulah penjelasan dari ‘sifat negarawan’ yang harus dimiliki seorang aktivis, menurut penulis.
Seperti dikatakan Plato dengan Republic-nya, al-Farabi dengan al-Madinah al-Fadlilah-nya, juga St. Augustinus dengan City of God-nya, bahwa yang dimaksud dengan negarawan adalah orang yang dapat mengumpulkan dalam dirinya dua sifat; sifat pemimpin dan sifat guru, sifat leader dan sifat philosopher, sifat umara' dan ulama'.
Itu hanya salah satu contoh pembahasan. Selebihnya, masih banyak lagi pengetahuan-pengetahuan yang tersurat di dalam buku ini. Bagi anda yang bercita-cita menjadi aktivis sukses, sudah selayaknya anda membaca buku ini.
Bila dilihat dari gaya bahasanya, sangat cocok untuk pemuda yang telah bisa berpikir kritis. Namun bila dibaca oleh pemuda yang baru memulai belajar menjadi aktivis atau belum bisa berpikir kritis, gaya bahasa tersebut akan kurang dimengerti atau pun lamban dicerna oleh otak. Penyampain yang bertele-tele pun terkadang menimbulkan kejenuhan bagi pembaca. Meskipun begitu, Miftachul Huda telah sukses membangkitkan semangat baru untuk para pembaca.

0 komentar:

Posting Komentar