Hari Senin, 28 Maret 2012. Hari dimana terdamparnya ide untuk membahas tentang perbedaan puisi dan puitis. Ilmu ini di peroleh dari grup menulis yang berada di FB, CENDOL ( CErita Nulis Diskusi OnLine). Maka dengan itu tidak ada salahnya untuk berbagi dengan anggota LRS BOGOR TIMUR yang kebanyakan anggota jurnalistik.
Pertemuan kali ini di hadiri tiga orang dan sisanya ada kepentingan yang tidak bisa untuk di tinggalkan. Pada awalnya, ketika saya menyebutkan akan pembahas tentang Puisi dan Puitis mereka sempet bengong dan tidak mengerti. Akhirnya mereka semua saya suruh buat satu puisi yang sejatinya adalah puitis dan saya menunjukan buku antologi puisi “ Puisi Adalah Hidupku” terbitan Leutika Prio. Untuk membedakan secara kasar tentang apa itu puisi dan puitis.
Materi kali ini sempat menimbulkan perdebatan di antara kami semua. Karena yang telah mereka pelajari di sekolah itu adalah puisi (dengan menunjukan lembar kertas yang puitis). Dengan susah payah, saya menjelaskan bahwa yang bernama puisi itu adalah sesuatu yang mempunyai nafas tulisan dan sulit untuk di terka dalam sekali baca. Puisi itu di ibaratkan kacang kulit, yang dimana jika kita menginginkan isinya maka kita harus mengupasnya terlebih dahulu. Dan puisi juga tidak perlu bahasa yang bermetafora karena puisi itu adalah luapan jiwa. Sederhana tapi tidak pasaran.
Untuk memperjelas mereka saya minta untuk membaca karya penulis besar seperti Chairil Anwar atau para penyair Indonesia yang lain. Dengan waktu satu jam telah berhasil untuk membahas perbedaan apa itu puisi dan puitis. Malahan mereka penasaran dengan aliran puisi yang ada. Saya berjanji next time untuk membahas tentang Aliran Puisi.
Inilah Perbedaanya