Rabu, 12 Juni 2013

KISAH KELAM YANG MURAM


Gagak Sandoro












Judul Buku      : Kisah Muram Di Restoran Cepat Saji
Penulis             : Bamby Cahyadi
Halaman          : 152 Halaman
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tahun terbit     : Cetakan pertama, Desember 2012
ISBN               : 978-979-22-9080-6

“Nama tokoh dalam cerita ini, Adimas. Seorang pemuda berwajah tampan, tapi berkantong tipis. Ia, telah dua tahun bekerja sebagai kasir di restoran cepat saji jaringan internasional ini. Semula ia masuk sebagai karyawan magang. Nyambi kerja sambil kuliah, agar terlihat keren di mata teman-teman kampusnya.” (hal 41) demikian kutipan cerita yang dijadikan judul dalam kumpulan cerpen ini.
Bamby Cahyadi saya ibaratkan sebagai seorang koki restoran yang kerap mendapatkan hujatan pun pujian dari setiap masakan yang ia buat, termasuk dalam kumpulan cerita ini berkisah tentang kemuraman dan kesenangan dari setiap tokoh rekaan yang ia buat. Entah sengaja atau tidak, kesemua cerita ini begitu realis dan bisa terjadi di antara kita semua. Sungguh sangat berlainan dengan koleganya, Sungging Raga, yang di mana Sungging Raga mempunyai aliran surealis pada setiap cerita yang ia buat.
Namun, ada sesuatu yang berbeda yang ditonjolkan dalam kumpulan cerita ini. Sisi muram, kegelisahan, kesedihan, kegamangan di setiap judul cerita di dalamnya. Salah satunya cerita pertama yang tersuguhkan dalam kumpulan cerpen ini, menceritakan tentang sepasang suami-istri yang menyesal tidak memperbaiki boneka bayi kesayangan anaknya. Mereka menyesal tidak memperbaiki boneka anak satu-satunya sebelum ia pergi ke dimensi yang berbeda. Suami dan istri ini selalu merasakan kegamangan dan kesendirian setiap harinya. Berikut adalah petikan ceritanya, “Istriku sedang duduk termenung di kursi teras sambil memeluk boneka kesayangan Riri. Begitulah pekerjaannya tiap petang. Lantas aku bergabung dengannya, duduk-duduk melamun mengenang Riri sambil berlinang-linang air mata, aku pun menangis bersama istriku.” (hal. 1)
Cerita yang berjudul ‘Aku Bercerita dari Pesawat yang Sedang Terbang’ serta ‘Tentang Mayat yang Sedang Tersenyum’ merupakan dua cerita yang masih saling berelasi. Menceritakan Ayahnya yang mati karena tokoh utama terlambat pulang sekolah.
‘Angka Sepuluh’ cerita kesembilan yang tersuguhkan dalam kumpulan cerita ini mengantarkan pembaca untuk melihat sebuah cermin kehidupan pengacara kaya yang menyukai angka 9. Cerita ini begitu singkat namun mengalir apik dengan keserhanaan diksi yang Bamby Cahyadi buat.
Cerita lain yang sangat menggelitik berada pada judul ‘Obsesi’ menyajikan kisah Awang Darmawan, siswa pintar dan aktif namun berobsesi untuk menjadi koruptor. “Seperti juga teman-temanku, yang bercita-cita menjadi dokter, insinyur, polisi, tentara, wartawan atau bahkan presiden. Mereka belajar dengan giat agar cita-citanya tercapai. Begitu pun denganku.” Merupakan salah satu petikan yang akan membuat Anda ingin menyelesaikan cerita ini hingga titik terakhir.
Terakhir, kumpulan cerpen yang berisi 15 cerita yang mengajarkan kita kesederhanaan tokoh rekaan setiap cerita ini patut untuk menjadi daftar bacaan Anda. Dengan harapan, agar pembaca tidak mengalami perbuatan yang sama dengan cerita yang berada di dalam cerita ini.


GS Juni 2013

2 komentar: